Racun Poker Istimewa
Racun Poker Istimewa - Pada usia yang menurut pengakuannya telah menginjak hampir 146 tahun, jarak pandangnya tidak sampai 1 meter, tapi dia bisa merasakan keberadaan orang disekitarnya. Tangan Sodimedjo meraba-raba kursi yang ada di sisi kanannya dengan gerakan lambat.
Dengan logat bahasa jawa kental "aku mau minum dingin" katanya berulang kali. Dalam hitungan menit, Suwarni istri salah seorang cucunya datang membawa sebotol minuman soda dingin.
Ini dingin mbah, enak coba minum, kata Suwarni sambil menyorongkan botol minuman tersebut ke mulut Sodimedjo. Berdasarkan pengakuan Sodimedjo alias Mbah Gotho yang lantas dimasukkan pada KTP, dirinya lahir di klaten, Jawa Tengah, 31 Desember 1870 lampau.
Artinya, jika pengakuan Mbah Gotho benar, dia hampir berusia 146 tahun, melampaui rekor manusia tertua dari Jepang yaitu 112 tahun. Namun, umur tidak membatasi Mbah Gotho untuk hal-hal tertentu. pria itu masih bisa menikmati es krim, es teh, dan rokok filter yang dihisapnya setiap hari.
Ingatannya bahkan masih cukup kuat ketika bercerita tentang peristiwa lalu, antara lain keberadaan Pabrik Gula Gondang Winangoen di kota kelahirannya, Klaten. Jawa Tengah, yang semula bernama Suikerfabriek Gondang Winangoen semasa penjajahan Belanda.
kalau musim giling itu suara mesinnya keras terdengar sampai ke kampung. Dulu saya suka main di pabrik. Jaman dulu itu jalan besar tidak ada kendaraan, motor, bus, tidak seperti sekarang. Ungkap Mbah Gotho saat diwawancarai wartawan.
Sebagai catatn, Pabrik Gula Gondang Winangoen didirikan pada 1860 oleh NV klatensche Cultuur Maatschappijpabrik dan Pabrik Mojo Sragen pada 1860, pabrik tersebut masih beroperasi pada era 1930-an sampai 1942.
Tidak dapat dipastikan pada periode mana Mbah Gotho mengingat masa-masa pabrik gula itu, yang bisa menunjukkan kebenaran pangakuan usianya. Masalahnya, tidak ada sumber lain yang bisa mengukuhkan pengakuannya.
Selain pabrik gula, hal lain yang diingatnya ketika dia dan warga kampung mencegat dan membakar tank tentara belanda saat melintas di jembatan kampung. Ambil kayu dihutan, disiram bensin terus dinyalakan. Tank Belanda datang, dicegat terus, duuaar, dengan menirukan suara ledakan.
Cara bertuturnya masih runut, meski sesekali berbicara tidak tentu arah, kerap berganti -ganti topik pembicaraan. ketika ditanya tentang pendamping hidup, Gotho tidak mampu mengingatnya dengan pasti.
Istriku banyak, ada anak Wedana Gondang, ada anak Demang di kampung sini. Dulu belum cerai saja saya sudah punya istri lagi. Tapi istriku sudah meninggal semua, anakku empat, yang masih hidup hanya saya. ujar Mbah Gotho.
Nama asli Mbah Gotho adalah Sodimedjo. Namun, nama itu baru disandangnya setelah menikah, aku lahir bulan Sapar, makannya orangtuaku memberi nama Suparman. Tidak banyak informasi yang bisa digali tentang kehidupan Mbah Gotho yang lahir dari istrinya yang ke4 yang merawatnya.
Suryanto sendiri baru mengenal sosok Mbah Gotho karena tidak pernah berinteraksi sebelumnya. Dulu Mbah ikut ibu saya yang bernama Sukinem, karena tidak ada sanak saudara akhirnya saya ambil, saya sebelumnya tidak mengenal, ujar Suryanto.
Kini, Mbah Gotho tinggal bersama pasangan Suryanto dan Suwarni di Dusun Segeran, Desa Cemeng, Sragen jawa Tengah. Menurut Suryanto, Mbah Gotho dikenal sebagai sosok yang rajin bekerja dan penyabar. Dari dulu sehat, tidak bisa diam dirumah.
Mencangkul, mencari rumput dia punya kebiasaan bangun pagi dan tidak pernah menggunakan alas kaki. keluhannya hanya meriang dan dikeroki saja pasti sembuh. Suryanto juga mengaku jika Mbah Gotho tidak pantang terhadap jenis makanan apapun, tidak pernah mengeluh jadi urusinnya tidak susah.
Kondisi fisik Mbah Gotho memang menurun sejak 6 bulan terakhir, sehingga aktivitasnya kini terbatas. pria itu hanya duduk di teras dan ketika merasa lelah akan kembali ke tempat tidur. Jalan harus dibantu, makan disuapi dan dimandikan sehari 2 kali. tapi itu wajar karena usianya.
0 comments:
Post a Comment